Followers

Senin, Februari 28, 2011

Sesuai Perasaan

Lembaran demi lembaran yang mulanya kosong, mulai terisi dengan hitamnya tinta yang tergores dalam untaian kata tak bermakna. Aku menulis bukan apa-apa, hanya ingin mengisi kekosongan hatiku sama seperti halnya lembaran ini ketika aku tak mengindahkanya dengan rentetan alfabet membentuk kalimat kosong tak bermakna.

Kosong, mungkin tema yang tepat untuk mengisi lembaran demi lembaran kertas ini.*seharusnya kosong isinya ini -.- . Mungkin tulisanku kali ini menggambarkan keadaan ku  yang sangat memprihatinkan saat ini. Kau tahu keaadaan ku saat ini ? ibarat sebuah jurang yang dalam, kelam dan curam. *galauu nyaa kalo dibayangin huahaha* Aku pun tak bisa menggambarkan sebagaimana jelasnya keadaan yang kurasakan sekarang.

Entah, lagi-lagi malam ini aku merasakan hatiku seperti dilanda banjir bandang seperti di pulau mentawai.*ingat para pembaca, ini adalah salah satu majas hiperbola* .Memori yang tersedia begitu banyaknya seakan sudah tak dapat mengisi otakku yang seperti mau meledak ini.

Aku pun tak mengerti apa yang telah memenuhi memori otakku ini, entah itu kamu ? Rasanya benar bayang-bayang dirimu sudah mengehabisi sebagian kapasitas memori di otakku ini. Linglung menggenang di aliran darahku, kental seperti tersumbat sehingga aku susah untuk menarik nafas panjang. (fiuuuuhhh)

Fikiranku melambung tinggi, kosong tak mengisi saat ini. Mungkin saat mataku tak beralih? Rasanya setan-setan disekelilingku ingin memasuki tubuhku yang sangat kosong saat ini. Sampai detik ini pun, aku masih heran mengapa aku masih betah untuk menuliskan rentetan kata tak bermakna ini. Tapi aku fikir, hanya inilah yang dapat menghibur ku saat badanku lemah.

Rasanya aku ingin berteriak sekeras-kerasnya *AAAaaaAAAAaaa* tanpa peduli orang yang akan memarahiku saat mereka merasakan suaraku yang begitu melengking memasuki rongga-rongga telinga hingga menyentuh gendang telinga mereka. Tapi, Aku masih bingung? Untuk apa aku berteriak?

Daripada aku dilempari bongkahan batu karena lengkingan suaraku sangat tidak mengenakkan telinga, lebih baik aku meneriakkan suara hatiku di lembaran kertas putih ini. Walaupun tak ada seorang pun yang mengerti akan perasaan ku saat ini. Aku hanya mengandalkan lembaran kertas ini untuk menyediakan sedikit tempat untuk ku meluapkan semua isi hati, kurasa lembaran putih ini sangat baik ? Pasti aku dibolehkan untuk itu.

Sekarang, lembaran putih ini mulai terisi oleh rentetan tinta hitam yang tak bermakna. Mungkin malam ini aku banyak berbicara, tapi hanya disini, ditempat ini aku bisa mengekspresikan diriku sebagaimana kemauanku.
Disaksikan bulan, dihadapan bintang. Aku termenung kembali mengingat kisah-kisah yang begitu memekik hati, menguras fikiran dan membuat tenagaku habis.Kini dalam gelap, aku terpenjara dalam malam.

Semakin terkurung dalam ingatan yang begitu menyiksa. Serasa setan difikaranku memberontak ingin menerjang tubuhku yang masih lemah ini.Semakin kosong sehingga mereka begitu mudah untuk berkeliaran dalam otakku yang sudah melebihi batas kapasitas. Perasaan ku yang kian meledak-ledak, mendorongku ingin mengeluarkan kata-kata yang begitu keras dan kasar. 

Tapi tetap, aku tak berdaya untuk melakukanya walaupun setan sudah membisikiku agar memekikkan kata-kata itu. Salahkah aku jika aku menyalahkanmu dalam cerita ini ? Sampai sekarang aku masih bingung, siapa sebenarnya yang salah dalam cerita ini ? Aku, kamu atau bahkan ceritaku yang begitu rumit dan tak bermakna ini? Hah, sudahlah..


3 komentar:

  1. kata katanya indah, dan ngena :kiss:
    cheer up sista ;)

    ditunggu kunjungan baliknya ya ^^
    http://veeshiera.blogspot.com

    BalasHapus
  2. thanks a lot sistaaa, perasaan yang berlebihan begitu tuh hahaha :D

    okeeh deh, sip :)

    BalasHapus
  3. hmmm.., perasaan yang mendalam ya fika.. ^_^

    BalasHapus

Komentar yuk ! Gratis kok !

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...